Guru, Salah Pengajaran Dari Mu Menjadi
Malpraktek Bagi Anak Didik Mu
Pada
masa sekarang banyak kasus malpraktek yang dilakukan oleh seorang dokter,
malpraktek sendiri dalam kedokteran didefinisikan sebagai kelalaian oleh seorang profesional kesehatan atau
penyedia layanan kesehatan dimana perawatan yang diberikan berada dibawah
standar medis (SOP) yang menyebabkan kerugian, kecacatan atau kematian pada
pasien. Lalu apa hubungannya malpraktek dengan profesi keguruan?. Apakah profesi seorang guru sama
dengan profesi seorang dokter? Apakah guru melakukan operasi pada siswa?. Tidak
guru bukan seorang dokter, guru pun tidak melakukan operasi pada siswa,
malpraktek disini diambil dari sisi profesi dimana secara harfiah mal mempunyai
arti salah sedangkan praktek berati pelaksanaan atau tindakan, sehingga
malpraktek berarti pelaksanaan atau tindakan yang salah dalam rangka
pelaksanaan suatu profesi. Jadi ada dua unsur dalam malpraktek yang pertama,
kelalaian profesi dalam melaksanakan prosedur dan kedua, mengakibatkan
kerugian. Malperaktek disini bukan berarti guru melakukan kesalahan tindakan
operasai kepada muridnya namun lebih kepada kesalahan dalam prosedur pengajaran
seperti kesalahan pemberian konsep(miskonsepsi) kesalahan dalam kecurangan
pemberian kunci jawaban dan lain sebagainya
Dilakukan
secara sengaja maupun tidak sengaja malpraktek yang dilakukan oleh seorang guru
akan menyebabkan kerugian pada siswa, mungkin bukan hanya kepada satu siswa
tetapi bisa jadi menyebabkan kerugian pada seluruh siswa. Jika seorang guru
telah melakukan malpraktek kepada siswa maka dampak yang akan timbul bukan
hanya kepada masa depan siswa namun juga kepada masa depan bangsa karena siswa
merupakan bibit penerus bangsa
Untuk
lebih mengetahui apa yang dimaksud dengan malpraktek dalam profesi keguruan mari kita bahas satu persatu.
Guru Sosok Yang Sangat
Dipercayai Siswa
Guru menurut falsafah jawa diartikan sebagai sosok
tauladan yang harus di “gugu dan ditiru” dalam falsafah jawa ini guru dianggap
sebagai pribadi yang tidak hanya bertugas mendidik dan mentransformasi
pengetahuan didalam kelas saja, melainkan lebih dari itu guru dianggap sebagai sumber
informasi perkembangan kemajuan masyarakat kearah yang lebih baik. Dengan
demikian tugas dan fungsi guru tidak hanya terbatas didalam kelas saja
melainkan jauh lebih kompleks dan dalam makna yang lebih luas. Dalam konteks
sekolah, guru akan selalu menyampaikan pengetahuan dan keterampilan yang
bermanfaat bagi kehidupan siswanya baik secara akademis maupun pribadi. Guru
juga diharapkan bertingkah laku sesuai dengan azas moral dan adat istiadat
setempat. Ketika seorang memutuskan menjadi guru, maka ia harus memahami bahwa
ia sedang memutuskan untuk menjadi bagian dari kehidupan individu-individu yang
di didiknya. Secara bawah sadar, anak didik yang bernaung dikelasnya berharap
banyak bahwa mereka akan mendapat berbagai pengetahuan dan kemampuan untuk bekal
hidupnya. Harapan itu pun tentu saja juga merupakan harapan orang tua,
masyarakat dan negara. Karena guru merupakan salah satu faktor, berkualitas
atau tidaknya masa depan penerus bangsa maka seorang guru harus menjalankan
proses pembelajaran dengan baik dan sesuai dengan kaidah-kaidah yang
ditetapkan.
Malpraktek dalam
Profesi Keguruan
Dalam
profesi keguruan malpraktek yang dilakukan tidak sama dengan malpraktek yang
dilakukan oleh seorang dokter dalam menangani seorang pasien. bahkan bisa jadi
malpraktek yang dilakukan oleh seorang pendidik jauh lebih banyak dibandingkan
dalam dunia kedokteran. Karena kita tahu bahwa prosedur yang ada dalam dunia
pendidikan bukan hanya berkepentingan dengan urusan fisik manusia saja, namun
juga pada kognisi, afeksi, dan psikomotorik manusia. Dari sekian banyak prosedur
yang menjadi malpraktik oleh seorang guru diantaranya saat guru salah
memberikan materi, konsep atau informasi kepada peserta didik (miskonsepsi),
kesalahan ini sering terjadi pada proses pembelajaran dan sayangnya guru tidak
menyadari betapa besar dampak dari miskonsepsi tersebut bagi pengetahuan anak,
hal ini sering saya temukan pada saat saya melakukan proses pembelajaran dimana
saya salah memberikan pengertian dari materi yang diajarkan, dan itu dampaknya
sangat besar, karena disini siswa percaya sepenuhnya kepada informasi yang
diberikan oleh guru, dan siswa akan mengingat miskonsepsi tersebut sampai ia
kejenjang dewasa, seperti contoh kita salah memberikan materi bahwa matahari
mengitari bumi namun sebenarnya bumilah yang mengitari matahari, jika kita
tidak memperbaiki konsep tersebut maka seumur hidupnya anak didik tersebut akan
mengingat konsep salah yang kita berikan, contoh lain malpraktek dalam profesi
keguruan adalah saat guru salah memberikan instruksisaat melakukan percobaan pada peserta didik maka peserta didik akan
melakukan kesalahan yang dapat berakibat cedera. Karena disini siswa sangat
percaya kepada informasi dan perintah yang diberikan oleh guru jadi siswapun
terkadang tidak menyadari bahwa hal yang diberikan oleh guru tersebut adalah
salah dan terjadilah malpraktek kepada siswa.
Orang yang Tidak Mempunyai
Kualifikasi Untuk Mengajar Salah Satu Penyebab Malpraktek Dalam Pendidikan.
Banyak
guru yang lulusan non kependidikan tetapi nekat menjadi guru, karena kalah
bersaing dibidang yang lain. Betapa banyak kita jumpai bahwa lulusan hukum
mengajar menjadi guru sekolah dasar atau lulusan ekonomi menjadi guru agama,
dengan alasan, toh sudah pernah mendapat ilmu itu saat masih sekolah atau toh
nanti belajar lagi pasti bisa mengimbangi, memang tidak dilarang, boleh-boleh
saja, tetapi jika salah konsep dan penjelasan akan menyesatkan peserta didik
juga nantinya. Ini pun tidaak masuk akal menurut saya dimana lulusan fakultas
jika ingin menjadi guru negeri tetap
harus mengikuti PPG disamakan dengan lulusan fakultas lain lebih parahnya lagi
lulusan jurusan apapun bisa menjadi guru negeri (PNS) asal sudah mengikuti PPG.
Jika kita bercermin disisi lain, lulusan dari jurusan fakultas pendidikan saja tidak
boleh melakukan praktek kedokteran, kalau saja mereka memaksakan diri menjadi
dokter, maka tentu akan disebut dokter gadungan, atau jika seorang lulusan
jurusan pendidikan ingin menjadi ahli hukum atau pengacara maka tidak akan
bisa. Maka menurut saya jika lulusan dari fakultas pendidikan yang sudah
mempelajari prosedur cara mengajar saja masi bisa membuat kesalahan, bagaimana
dengan jurusan lain yang kuliahnya bukan mempelajari tentang prosedur mengajar.
Dampak Malpraktek Bukan Hanya
Sekedar Hubungan Mu Dengan Anak Didikmu Melainkan Juga Dengan Tuhan
Jika
dalam kedokteran dampak dari malpraktek adalah kecacatan atau kematian yang
dapat terlihat dan terasa oleh indera, maka dalam dunia pendidikan dampak dari
malpraktek lebih luas dari itu dampaknya tidak langsung terjadi pada hari itu
namun akan terjadi dimasa yang akan datang, masa depan bangsa bahkan akan
terancam akibat malpraktek yang dilakukan oleh tenaga pendidik, contohnya saja
dalam pemberian bocoran jawaban kepada siswa saat UN malpraktek jenis ini akan
medemotivasi siswa lain, siswa yang belajar sungguh-sungguh terkalahkan oleh
temannya yang tidak pernah belajar.
Dampak lainnya adalah hasil atau nilai yang didapat adalah abal-abal
alias palsu, kelak siswa yang demikian akan mencari jalan pintas untuk
memperkaya diri tanpa susah payah dan akan berdampak pada penurunan moral
penerus bangsa kita, dan jika seorang pendidik melakukan malpraktek dalam
konteks salah menyampaikan materi maka dampaknya adalah anak tersebut akan
mengingat materi yang salah tersebut hingga ia tumbuh dewasa. Maka dari itu
jika seorang pendidik melakukan malperaktek maka hubungannya bukan hanya dengan
manusia tetapi juga dengan tuhan karena selagi siswa tersebut menggunakan ilmu
yang salah yang diberikan oleh pendidik maka selama itu pula dosa yang akan
ditanggung oleh pendidik tersebut.
Hal
yang Didapat
Melalui
pengajaran yang telah dilakukan banyak sekali hal yang saya dapatkan terutama
ternyata menjadi guru itu tidak mudah dan beban yang harus ditanggung pun
besar, karna ditangan seorang pendidik terdapat harapan dari anak didik, orang
tua dan bangsa. Jangan sampai kita sebagai tenaga pendidik melakukan malpraktek
kepada anak didik kita, dan jika terjadi kesalahan pun pada saat proses pembelajaran
harus dilakukan perbaikan agar tidak terjadi kesalahan konsep. Karena ditangan
kitalah masa depan penerus bangsa dididik, jika pendidik berkualitas maka aset
bangsapun akan berkualitas pula.