Selasa, 12 Desember 2017

Guru, Salah Pengajaran Dari Mu Menjadi Malpraktek Bagi Anak Didik Mu

Guru, Salah Pengajaran Dari Mu Menjadi Malpraktek Bagi Anak Didik Mu
Hasil gambar untuk gambar guru sedang mengajar
Pada masa sekarang banyak kasus malpraktek yang dilakukan oleh seorang dokter, malpraktek sendiri dalam kedokteran didefinisikan sebagai kelalaian  oleh seorang profesional kesehatan atau penyedia layanan kesehatan dimana perawatan yang diberikan berada dibawah standar medis (SOP) yang menyebabkan kerugian, kecacatan atau kematian pada pasien. Lalu apa hubungannya malpraktek dengan profesi keguruan?. Apakah profesi seorang guru sama dengan profesi seorang dokter? Apakah guru melakukan operasi pada siswa?. Tidak guru bukan seorang dokter, guru pun tidak melakukan operasi pada siswa, malpraktek disini diambil dari sisi profesi dimana secara harfiah mal mempunyai arti salah sedangkan praktek berati pelaksanaan atau tindakan, sehingga malpraktek berarti pelaksanaan atau tindakan yang salah dalam rangka pelaksanaan suatu profesi. Jadi ada dua unsur dalam malpraktek yang pertama, kelalaian profesi dalam melaksanakan prosedur dan kedua, mengakibatkan kerugian. Malperaktek disini bukan berarti guru melakukan kesalahan tindakan operasai kepada muridnya namun lebih kepada kesalahan dalam prosedur pengajaran seperti kesalahan pemberian konsep(miskonsepsi) kesalahan dalam kecurangan pemberian kunci jawaban dan lain sebagainya
Dilakukan secara sengaja maupun tidak sengaja malpraktek yang dilakukan oleh seorang guru akan menyebabkan kerugian pada siswa, mungkin bukan hanya kepada satu siswa tetapi bisa jadi menyebabkan kerugian pada seluruh siswa. Jika seorang guru telah melakukan malpraktek kepada siswa maka dampak yang akan timbul bukan hanya kepada masa depan siswa namun juga kepada masa depan bangsa karena siswa merupakan bibit penerus bangsa
Untuk lebih mengetahui apa yang dimaksud dengan malpraktek dalam profesi keguruan  mari kita bahas satu persatu.

Guru Sosok Yang Sangat Dipercayai Siswa
Guru menurut falsafah jawa diartikan sebagai sosok tauladan yang harus di “gugu dan ditiru” dalam falsafah jawa ini guru dianggap sebagai pribadi yang tidak hanya bertugas mendidik dan mentransformasi pengetahuan didalam kelas saja, melainkan lebih dari itu guru dianggap sebagai sumber informasi perkembangan kemajuan masyarakat kearah yang lebih baik. Dengan demikian tugas dan fungsi guru tidak hanya terbatas didalam kelas saja melainkan jauh lebih kompleks dan dalam makna yang lebih luas. Dalam konteks sekolah, guru akan selalu menyampaikan pengetahuan dan keterampilan yang bermanfaat bagi kehidupan siswanya baik secara akademis maupun pribadi. Guru juga diharapkan bertingkah laku sesuai dengan azas moral dan adat istiadat setempat. Ketika seorang memutuskan menjadi guru, maka ia harus memahami bahwa ia sedang memutuskan untuk menjadi bagian dari kehidupan individu-individu yang di didiknya. Secara bawah sadar, anak didik yang bernaung dikelasnya berharap banyak bahwa mereka akan mendapat berbagai pengetahuan dan kemampuan untuk bekal hidupnya. Harapan itu pun tentu saja juga merupakan harapan orang tua, masyarakat dan negara. Karena guru merupakan salah satu faktor, berkualitas atau tidaknya masa depan penerus bangsa maka seorang guru harus menjalankan proses pembelajaran dengan baik dan sesuai dengan kaidah-kaidah yang ditetapkan.
Malpraktek dalam Profesi Keguruan
Dalam profesi keguruan malpraktek yang dilakukan tidak sama dengan malpraktek yang dilakukan oleh seorang dokter dalam menangani seorang pasien. bahkan bisa jadi malpraktek yang dilakukan oleh seorang pendidik jauh lebih banyak dibandingkan dalam dunia kedokteran. Karena kita tahu bahwa prosedur yang ada dalam dunia pendidikan bukan hanya berkepentingan dengan urusan fisik manusia saja, namun juga pada kognisi, afeksi, dan psikomotorik manusia. Dari sekian banyak prosedur yang menjadi malpraktik oleh seorang guru diantaranya saat guru salah memberikan materi, konsep atau informasi kepada peserta didik (miskonsepsi), kesalahan ini sering terjadi pada proses pembelajaran dan sayangnya guru tidak menyadari betapa besar dampak dari miskonsepsi tersebut bagi pengetahuan anak, hal ini sering saya temukan pada saat saya melakukan proses pembelajaran dimana saya salah memberikan pengertian dari materi yang diajarkan, dan itu dampaknya sangat besar, karena disini siswa percaya sepenuhnya kepada informasi yang diberikan oleh guru, dan siswa akan mengingat miskonsepsi tersebut sampai ia kejenjang dewasa, seperti contoh kita salah memberikan materi bahwa matahari mengitari bumi namun sebenarnya bumilah yang mengitari matahari, jika kita tidak memperbaiki konsep tersebut maka seumur hidupnya anak didik tersebut akan mengingat konsep salah yang kita berikan, contoh lain malpraktek dalam profesi keguruan adalah saat guru salah memberikan instruksisaat melakukan percobaan  pada peserta didik maka peserta didik akan melakukan kesalahan yang dapat berakibat cedera. Karena disini siswa sangat percaya kepada informasi dan perintah yang diberikan oleh guru jadi siswapun terkadang tidak menyadari bahwa hal yang diberikan oleh guru tersebut adalah salah dan terjadilah malpraktek kepada siswa.

Orang yang Tidak Mempunyai Kualifikasi Untuk Mengajar Salah Satu Penyebab Malpraktek Dalam Pendidikan.
Banyak guru yang lulusan non kependidikan tetapi nekat menjadi guru, karena kalah bersaing dibidang yang lain. Betapa banyak kita jumpai bahwa lulusan hukum mengajar menjadi guru sekolah dasar atau lulusan ekonomi menjadi guru agama, dengan alasan, toh sudah pernah mendapat ilmu itu saat masih sekolah atau toh nanti belajar lagi pasti bisa mengimbangi, memang tidak dilarang, boleh-boleh saja, tetapi jika salah konsep dan penjelasan akan menyesatkan peserta didik juga nantinya. Ini pun tidaak masuk akal menurut saya dimana lulusan fakultas jika ingin menjadi guru  negeri tetap harus mengikuti PPG disamakan dengan lulusan fakultas lain lebih parahnya lagi lulusan jurusan apapun bisa menjadi guru negeri (PNS) asal sudah mengikuti PPG. Jika kita bercermin disisi lain, lulusan dari jurusan fakultas pendidikan saja tidak boleh melakukan praktek kedokteran, kalau saja mereka memaksakan diri menjadi dokter, maka tentu akan disebut dokter gadungan, atau jika seorang lulusan jurusan pendidikan ingin menjadi ahli hukum atau pengacara maka tidak akan bisa. Maka menurut saya jika lulusan dari fakultas pendidikan yang sudah mempelajari prosedur cara mengajar saja masi bisa membuat kesalahan, bagaimana dengan jurusan lain yang kuliahnya bukan mempelajari tentang prosedur mengajar.

Dampak Malpraktek Bukan Hanya Sekedar Hubungan Mu Dengan Anak Didikmu Melainkan Juga Dengan Tuhan
Jika dalam kedokteran dampak dari malpraktek adalah kecacatan atau kematian yang dapat terlihat dan terasa oleh indera, maka dalam dunia pendidikan dampak dari malpraktek lebih luas dari itu dampaknya tidak langsung terjadi pada hari itu namun akan terjadi dimasa yang akan datang, masa depan bangsa bahkan akan terancam akibat malpraktek yang dilakukan oleh tenaga pendidik, contohnya saja dalam pemberian bocoran jawaban kepada siswa saat UN malpraktek jenis ini akan medemotivasi siswa lain, siswa yang belajar sungguh-sungguh terkalahkan oleh temannya yang tidak pernah belajar.  Dampak lainnya adalah hasil atau nilai yang didapat adalah abal-abal alias palsu, kelak siswa yang demikian akan mencari jalan pintas untuk memperkaya diri tanpa susah payah dan akan berdampak pada penurunan moral penerus bangsa kita, dan jika seorang pendidik melakukan malpraktek dalam konteks salah menyampaikan materi maka dampaknya adalah anak tersebut akan mengingat materi yang salah tersebut hingga ia tumbuh dewasa. Maka dari itu jika seorang pendidik melakukan malperaktek maka hubungannya bukan hanya dengan manusia tetapi juga dengan tuhan karena selagi siswa tersebut menggunakan ilmu yang salah yang diberikan oleh pendidik maka selama itu pula dosa yang akan ditanggung oleh pendidik tersebut.

Hal yang Didapat
Melalui pengajaran yang telah dilakukan banyak sekali hal yang saya dapatkan terutama ternyata menjadi guru itu tidak mudah dan beban yang harus ditanggung pun besar, karna ditangan seorang pendidik terdapat harapan dari anak didik, orang tua dan bangsa. Jangan sampai kita sebagai tenaga pendidik melakukan malpraktek kepada anak didik kita, dan jika terjadi kesalahan pun pada saat proses pembelajaran harus dilakukan perbaikan agar tidak terjadi kesalahan konsep. Karena ditangan kitalah masa depan penerus bangsa dididik, jika pendidik berkualitas maka aset bangsapun akan berkualitas pula.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar