Fungsi
dan Tujuan Filsafat Ilmu
Fungsi Filsafat Ilmu
Filsafat
ilmu merupakan salah satu cabang dari filsafat. Oleh karena itu, fungsi dari
filsafat ilmu tidak bisa kita lepaskan dari fungsi filsafat secara keseluruhan,
yakni :
a.
Sebagai alat mencari kebenaran dari
segala fenomena yang ada.
b.
Mempertahankan, menunjang dan
melawan atau berdiri sendiri terhadap pandangan filsafat lainnya.
c.
Memberikan pengertian tentang cara
hidup, pandangan hidup, dan pandangan dunia.
d.
Menberikan ajaran tentang moral dan
etika yang berguna dalam kehidupan.
e.
Menjadi sumber inspirasi dan pedoman
untuk kehidupan dalam berbagai aspek kehidupan seperti ekonomi, politik, hokum
dan sebagainya.
Jadi,
fungsi filsafat ilmu adalah untuk memberikan landasan filosofik dalam memahami
berbagai konsep dan teori, disiplin ilmu dan membekali kamampuan untuk
membangun teori ilmiah.Selanjutnya dikatakan pula, bahwa filsafat ilmu tumbuh
dalam 2 fungsi yaitu sebagai confirmatory theories (berupaya mendeskripsikan
relasi normative antara hipotesis dengan evidensi) dan theory of explanation
yakni berupaya menjelaskan berbagai fenomena kecil ataupun besar secara
sederhana.
Tujuan Filsafat Ilmu
Secara
umum filsafat ilmu bertujuan untuk :
1.
Sarana pengujian penalaran ilmiah,
sehingga orang menjadi kritis dan cermat terhadap kegiatan ilmiah. Maksudnya
seorang ilmuwan harus memiliki sikap kritis terhadap bidang ilmunya sendiri,
sehingga dapat menghindarkan diri dari sikap solipsistik, menganggap bahwa hanya
pendapatnya yang paling benar.
2.
Usaha merefleksi, menguji,
mengkritik asumsi dan metode keilmuan. Sebab kecenderungan yang terjadi di
kalangan ilmuwan modern adalah menerapkan suatu metode ilmiah tanpa
memperhatikan struktur ilmu pengetahuan itu sendiri. Satu sikap yang diperlukan
disini adalah menerapkan metode ilmiah yang sesuai atau cocok dengan struktur
ilmu pengetahuan, bukan sebaliknya. Metode hanya saran berpikir, bukan
merupakan hakikat ilmu pengetahuan.
3.
Pendasaran logis terhadap metode
keilmuan. Setiap metode ilmiah yang dikembangkan harus dapat
dipertanggungjawabkan secara logis-rasional, agar dapat dipahami dan
dipergunakan secara umum. Semakin luas penerimaan dan penggunaan metode ilmiah,
maka semakin valid metode tersebut. Pembahasan mengenai hal ini dibicarakan
dalam metodologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang cara-cara untuk
memperoleh kebenaran.
4.
Mendalami unsur-unsur pokok ilmu,
sehingga secara menyeluruh kita bisa memahami, sumber, hakekat, dan tujuan
ilmu.
5.
Memahami sejarah pertumbuhan,
perkembangan dan kemajuan ilmu di berbagai bidang, sehingga kita mendapat
gambaran tentang proses ilmu kontemporer secra historis.
6.
Menjadi pedoman bagi para dosen dan
mahasiswa dalam mendalami studi di perguruan tinggi, terutama untuk membedakan
persoalan yang ilmiah dan non ilmiah.
7.
Mendorong pada calon ilmuwan dan
iluman untuk konsisten dalam mendalami ilmu dan mengembangkannya.
8.
Mempertegas bahwa dalam persoalan
sumber dan tujuan antara ilmu dan agama tidak ada pertentangan.
9.
Memahami dampak kegiatan ilmiah
(penelitian) yang berupa teknologi ilmu (misalnya alat yang digunakan oleh
bidang medis, teknik, komputer) dengan masyarakat yaitu berupa tanggung jawab
dan implikasi etis. Contoh dampak tersebut misalnya masalah euthanasia dalam
dunia kedokteran masih sangat dilematis dan problematik, penjebolan terhadap
sistem sekuriti komputer, pemalsuan terhadap hak atas kekayaaan intelektual
(HAKI) , plagiarisme dalam karya ilmiah.
Sangat membantu. terimkasih
BalasHapusBagus tapi kurang contohnyaq
BalasHapus