Karateristik Perkembangan Spiritual
Anak
Meskipun para peneliti
tentang spiritual yang sehat mencatat bahwa spiritual harus dipahami dalam
multidimensional, namun Ingersoll (1994) menggambarkan spiritualitas dalam
tujuh dimensi, yaitu makna (meaning), konsep tentang ketuhanan (conception of
divinity), hubungan (relationship), misteri (mistery), pengalaman (misalnya
perience), perbuatan atau permainan (play), dan integrasi (integration).
1.
Karakteristik Perkembangan Spiritual
Anak Usia sekolah Dasar
Tahap
mythic-literal faith, yaitu dimulai usia 7-11 tahun. Menurut Fowler (dalam
Desmita, 2009:281),bahwa tahap ini, sesuai dengan tahap perkembangan
kognitifnya, anak mulai berfikir secara logis dan mengatur dunia dengan
kategori-kategori baru. Pada tahap ini, anak secara
sistematis mulai mengambil makna dari tradisi masyarakatnya, dan secara
khusus menemukan koherensi serta makna pada bentuk bentuk naratif.
Sebagai
anak yang tengah berada dalam tahap
pemikiran operasional konkret, maka anak
usia sekolah dasar akan memahami segala sesuatu yang abstrak dengan
interpretasi secara konkret. Hal ini juga berpengaruh terhadap pemahaman
mengenai konsep konsep keagamaan. Dengan demikian, gagasan gagasan keagamaan
yang bersifat abstrak yang tadinya dipahami secara konkret,seperti Tuhan itu
saja, Tuhan itu amat dekat, Tuhan ada
dimana-mana, mulai dapat dipahami secara abstrak.
2.
Karakteristik Perkembangan Spiritual
Remaja
Dibandingkan
dengan masa awal anak-anak, keyakinan agama remaja telah mengalami perkembangan
yang cukup berarti. Kalau pada masa awal
anak-anak ketika mereka baru memiliki kemampuan berfikir, simbolik Tuhan
dibayangkan sebagai person yang berada dilangit, maka pada masa remaja mereka
mungkin berusaha mencari sebuah konsep yang lebih mendalam tentang Tuhan dan
eksistensi. Perkembangan pemahaman terhadap keyakinan agama sangat dipengaruhi
oleh perkembangan kognitifnya.
Oleh
sebab itu, meskipun pada masa awal anak-anak ia telah diajarkan agama oleh
orang tua mereka, namun karena pada masa remaja mereka mengalami kemajuan dalam
perkembangan kognitifnya, mungkin mereka mempertanyakan tentang kebenaran
keyakinan agama mereka sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar