Obyek dibedakan
atas obyek material dan obyek formal. Obyek material adalah apa yang
dibicarakan, dipelajari, diselidiki, dibahas, dipandang, disoroti. Dengan kata
lain, hal yang menjadi sasaran pemikiran (Gegegnstand).
Atau menurut I.R.Poedjawijatna, obyek material adalah bahan atau lapangan
penyelidikan. Sedangkan obyek formal adalah sudut pandang (angle atau point of view) dalam menyelidiki, membahas atau
menyoroti sesuatu.
Contoh, obyek material psikologi,
antropologi dan sosiologi sama, yakni manusia, tetapi obyek formalnya berbeda.
Psikologi menyoroti manusia dari segi kejiwaan, antropologi menyoroti manusia
dari segi budaya, sedangkan sosiologi menyoroti dari segi interaksi dengan
manusia lain. Jadi, yang membedakan ilmu yang satu dari ilmu lainnya adalah
obyek formal.
Obyek material filsafat adalah segala
sesuatu yang ada dan mungkin ada. Yang ada itu bisa dalam kenyataan, atau bisa
pula hanya dalam pikiran.
Obyek formal filsafat adalah mencari
keterangan sedalam-dalamnya. Filsafat tidak menyelidiki benda dari segi
susunannya saja, tapi totalitas benda itu. Filsafat menyoroti dari segi
hakikat, inti terdalam. Ilmu-ilmu lain membatasi diri hanya pada pengalaman
empiris, sebaliknya filsafat berusaha mencari keterangan tentang inti dan
hakikat segala sesuatu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar