Senin, 12 Desember 2016

Cara Anak Belajar


Cara Anak Belajar

   Piaget (1950) menyatakan bahwa setiap anak memiliki cara tersendiri dalam menginterpretasikan dan beradaptasi dengan lingkungannya (teori perkembangan kognitif). Menurutnya, setiap anak memiliki struktur kognitif yang disebut schemata, yaitu sistem konsep yang ada dalam pikiran sebagai hasil pemahaman terhadap objek yang ada dalam lingkungannya. 
  Anak usia sekolah dasar berada pada tahapan operasi konkret. Pada rentang usia tersebut, anak mulai menunjukkan perilaku belajar sebagai berikut, 1) mulai memandang dunia secara objektif, 2) mulai berpikir secara operasional, 3) mempergunakan cara berpikir operasional untuk mengklasifikasikan benda-benda, 4) membentuk dan mempergunakan keterhubungan aturan-aturan, prinsip ilmiah sederhana, dan memperh=gunakan hubungan sebab akibat, 5) memahami konsep substansi, volume zat cair, panjang , lebar, luas, dan berat.
1.      Konkret, mengandung makna proses belajar beranjak dari hal-hal yang konkret, yankni yang dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan diotak-atik, dengan titik penekanan pada pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar.
2.      Integratif, pada tahap usia sekolah dasra, anak memandang sesuatu yang dipelajari sebagai suatu keutuhan, mereka belum mampu memilah-milah konsep dari berbagai disiplin ilmu, hal ini melukiskan cara berpikir anak yang deduktif, yakni dari hal umum ke bagian demi bagian.
3.      Hierarkis, pada tahapan usiasekolah dasar, cara anak belajar berkembang secara bertahap mulai dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang lebih kompleks.
   Adapun karakteristik pembelajarn yang perlu dilakukan terhadap anak-anak tersebut dengan menggunakan hal berikut.
a.      Belajar dan Pembelajaran Bermakna
Belajar pada hakikatnya merupakan proses perubahan di dalam kepribadian yang serupa kecakapan, sikap, kebiasaan, dan kepandaian. Perubahan ini bersifat menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau  pengalaman. Pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses interaksi antaranak dengan anak, anak dengan sumber belajar, dan anak dnegan pendidik.
Belajar bermakna (menaingfull learning) merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Kebermaknaan belajar sebagai hasil peristiwa mengajar ditandai oleh terjadinya hubungan antara aspek-aspek, konsep-konsep, informasi, informasi atau situasi baru dengan komponen-komponen yang relevan didalam struktur kognitif siswa.

b.      Pembelajatan Tematik
Dengan tema, diharapkan akan emmberikan banyak keuntungan, diantaranya sebagai berikut.
§    Siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu.
§    Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar matapelajaran dalam tema yang sama.
§    Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan.
§    Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan mata pelajaran  lain dengan pengalaman pribdi siswa.
§    Siswa mampu lebih merasakan manfaat dan  makna belajar karena materi disajikan dalam  konteks tema yang jelas.

       Berikut delapan belas (18) kiat atau cara yang dapat digunakan oleh guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
1.             Gunakan metode dan kegiatan bervariasi
2.             Jadikan siswa peserta aktif.
3.             Buatlah tugas menantang namun realistis dan sesuai.
4.             Ciptakan suasana kelas yang kondusif.
5.             Berikan tugas secara proporsional.
6.             Libatkan diri untuk membantu siswa mencapai hasil.
7.             Berikan petunjuk pada para siswa agar sukses dalam belajar.
8.             Hindari kompetisi antarpribadi.
9.             Berikan masukan.
10.         Hargai  kesuksesan dan keteladanan.
11.         Antusias dalam mengajar.
12.         Tentukan standar yang tinggi (namun realistis) bagi seluruh siswa.
13.         Pemberian penghargaan untuk memotivasi.
14.         Ciptakan aktivitas yang melibatkan seluruh siswa dalam kelas.
15.         Kenali minat siswa-siswa.
16.         Peduli dengan siswa-siswa.
17.         Hindari penggunaan ancaman.
18.         Hindarilah komentar buruk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar