Minggu, 11 Desember 2016

pola prilaku anak pada masa kanak kanak awal



Pola Perilaku Sosial dan Tidak Sosial Pada Masa Kanak-Kanak Awal
1.      Pola Sosial
a.      Meniru. Agar sama dengan kelompok, anak meniru sikap dan perilaku  orang yang sangat ia kagumi.
b.      Persaingan. Keinginan untuk mengungguli dan mengalahkan oran lain sudah tampak padausia empat tahun. Ini dimulai dari rumah dan kemudian berkembang dalam bermain dengan anak di luar rumah.
c.      Kerja sama. Pada  akhir tahun ketiga , bermain kooperatif dan kegiatan kelompok mulai berkembang dan meningkat, baik dalam frekuensi maupun lamanya berlangsung bersamaan dengan meningkatnya kesempatan untuk bermain dengan anak lain.
d.      Simpati. Karena simpati membutuhkan pengertian tentang perasaan-perasaan dan emosi orang lain maka hal ini hanya kadang-kadang timbul sebelum tiga tahun. Semakin banyak kontak bermain, semakin cepat simpati akan berkembang.
e.      Empati. Seperti halnya simpati, empati membutuhkan pengertian juga tentang perasaan dan emosi orang-orang lain, tetapi disamping itu juga membutuhkan kemampuan untuk membayangkan diri sendiri ditempat orang lain. Relative hanya sedikit anak yang dapat melakukan hal ini sampai maa anak-anak awal berakhir.
f.       Hubungan sosial. Menjelang berakhirnya awal masa kanak-kanak, dukungan dari teman-teman menjadi lebih penting dari pada persetujuan orang-orang dewasa. Anak beranggapan bahwa perilaku nakal dan perilaku mengganggu merupakan cara untuk memperoleh dukungan dari teman-teman sebaya.
g.      Membagi. Dari pengalaman bersama orang-orang lain, anak mengetahui bahwa salah satu cara untuk memperoleh persetujuan sosial adalah dengan membagi miliknya, terutama mainan untuk anak-anak lain. Lambat laun, sifat mementingkan diri sendiri berubah menjadi sifat murah hati.
h.      Perilaku akrab. Anak yang pada waktu bayi memperoleh kepuasan dari hubungan yang hangat, erat,dan pesona dengan orang lain berangsur-angsur memberikan kasih saying kepada orang diluar rumah, seperti guru atau benda-benda mati, seperti mainan kegemarannya atau bahkan selimut benda-benda ini disebut objek kesayangan.

2.      Pola Tidak Sosial
a.      Negativisme. Negativisme atau melawan otoritas orang dewasa, mencapai puncaknya antara usia tiga sampai empai tahun dan kemudian menurun. Perlawanan fisik lambat laun berubah, perlawanan fisik menjadi perlawanan verbal dan pura-pura tidak mendengar atau tidak mengerti permintaan orang dewasa.
b.      Agresif. Perilaku agresif meningkat antara usia dua dan empat tahun dan kemudian menurun. Serangan-serangan fisik mulai diganti dengan serangan-serangan verbal dalam bentuk memaki-maki atau menyalahkan orang lain.
c.      Perilaku berkuasa. Perilaku berkuasa atau merajai mulai sekitar usia tiga tahun dan semakin meningkat dengan pertambahan banyaknya kesempatan untuk kontak sosial.  Anak perempuan cenderung lebih merajai daripada anak laki-laki.
d.      Memikirkan diri sendiri. karena cakrawala, lambat laun perilaku memikirkan diri sendiri berkurang, tetapi perilaku murah hati masih sangat sedikit.
e.      Mementingkan diri sendiri. seperti halnya perilaku memikirkan diri sendiri, perilaku mementingkan diri sendiri lambat laun diganti oleh minat dan perhatian kepada orang-orang lain. Cepatnya perubahan ini bergantung pada banyaknya kontak dengan orang-orang diluar rumah dan berapa besar keinginan mereka untuk diterima oleh teman-teman.
f.       Merusak. Ledakan amarah sering disertai dengan tindakan merusak benda-benda disekitarnya, tidak perduli miliknya sendiri atau milik orang lain. Semakin hebat amarahnya, semakin luas tindakan merusaknya.
g.      Pertentangan seks. Sampai usia empat tahun, anak laki-laki dan perempuan bermain bersama-sama  dengan baik. setelah itu, anak laki-laki mengakami tekanan sosial yang tidak menghendaki aktivitas bermain yang dianggap sebagi “benci”. Banyak anak laki-laki yang berprilaku agresif yang melawan anak perempuan.
h.      Prasangka. Sebagian besar anak prasekolah lebih suka bermain dengan teman-teman yang berasal dari ras yang sama, tetapi mereka jarang menolak bermain dengan anak-anak ras lain. Prasangka sosial timbul pertama-tama dari prasangka agama atau sosial ekonomi, tetapi lebih lambat dari prasangka seks.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar