Senin, 12 Desember 2016

Implementasi Kurikulum 2013



Implementasi Kurikulum 2013
Oemar Hamalik (2007:190), menjelaskan sebuah kurikulum yang telah dikembangkan tidak berarti (menjadi kenyataan) jika tidak diimplementasikan, dalam artian digunakan secara aktual di sekolah dan di kelas. Dalam implementasi ini, tentu saja harus diupayakan penanganan terhadap pengaruh faktor-faktor tertentu, misalnya kesiapan sumber daya, faktor budaya masyarakat, dan lain-lain.
Berbagai dimensi implementasi kurikulum yang penting untuk dicermati  adalah  materi  kurikulum,  struktur  organisasi  kurikulum, peranan atau perilaku, pengetahuan dan internalisasi nilai. Keberhasilan implementasi terutama ditentukan oleh aspek perencanaan   dan strategi implementasinya.Pada prinsipnya, implementasi ini mengintegrasikan aspek-aspek filosofis,tujuan, subject matter, strategi mengajar dan kegiatan belajar, serta evaluasi dan feedback.
1.      Konsep Implementasi Kurikulum
Menurut Nana Syaodih S., (2001) dalam Rusman (2008:75), untuk mengimplementasikan kurikulum sesuai dengan rancangan, dibutuhkan beberapa kesiapan, terutama kesiapan pelaksana. Sebagus apa pun desain atau rancangan kurikulum yang dimiliki, tetapi keberhasilannya sangat tergantung terhadap guru. Kurikulum yang sederhana pun    apabila gurunya memiliki kemampuan, semangat, dan dedikasi yang tinggi, hasilnya akan lebih baik dari desain kurikulum yang hebat, tetapi kemampuan, semangat dan dedikasi gurunya rendah. Guru adalah kunci utama keberhasilan implementasi kurikulum. Sumber daya pendidikan yang lain pun seperti sarana   prasarana, biaya, organisasi, lingkungan, juga merupakan kunci keberhasilan pendidikan, tetapi kunci utamanya adalah guru. Dengan sarana, prasarana, dan biaya terbatas,  guru yang kreatif dan berdedikasi tiggi, dapat mengembangkan program, kegiatan, dan alat bantu pembelajaran yang inovatif.
2.      Kemampuan Guru dalam Implementasi Kurikulum
Menurut Rusman, (2008:75-77), kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki guru untuk mengimplementasikan kurikulum adalah sebagai berikut:
a.       Pemahaman esensi dari tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam kurikulum.
b.      Kemampuan untuk menjabarkan tujuan-tujuan   kurikulum tersebut menjadi tujuan yang lebih spesifik.
c.       Kemampuan untuk menerjemahkan tujuan khusus kepada kegiatan pembelajaran.
Sedangkan kendala yang harus dihadapi dalam implementasi kurikulum ini adalah terutama berkenaan dengan:
Pertama, masih lemahnya diagnosis kebutuhan baik  pada skala makro maupun mikro sehingga implementasi kurikulum sering tidak sesuai dengan   yang diharapkan.
Kedua, perumusan kompetensi pada tahapan mikro sering dikacaukan dengan tujuan instruksional yang dikembangkan.
Ketiga, pemilihan pengalaman belajar yang dikembangkan.
Keempat, evaluasi masih sering tidak sesuai dengan tujuan instruksional yang dikembangkan.
Untuk mengantisipasi kendala yang dihadapi, maka perlu diupayakan hal-hal sebagai berikut:
Pertama, dalam mendiagnosis kebutuhan seyogianya masyarakat, baik dewan sekolah maupun komite sekolah, dilibatkan sejak awal.
Kedua, dalam implementasi kurikulum guru mempunyai kewenangan penuh dalam menerapkan strategi pembelajaran dan materi/bahan ajar.
3.      Model Implementasi Kurikulum
Menurut Rusman (2008:89), model implementasi kurikulum yang dapat digunakan bermacam-macam, yaitu: model administrasi, model grass-roots, model Beauchamp, model Taba, model demonstrasi, model Rodgers, model action research, model emerging technical, dan masih banyak lagi model-model yang lainnya. Pola penerapan dari masing-masing model tersebut berbeda sesuai dengan kurikulum yang digunakan.
Nana Syaodih (1997) dalam Rusman (2008:89), menjelaskan bahwa “pemilihan suatu model pengembangan kurikulum bukan saja didasarkan atas kelebihan dan kebaikannya serta pncapaian hasil yang optimal, tetapi juga perlu disesuaikan dengan sistem pendidikan dan sistem pengelolaan pendidikan yang dianut, serta model konsep pendidikan mana yang digunakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar