Minggu, 11 Desember 2016

Empirisme




Istilah ‘empirisme’ berasal dari bahasa Yunani: empeiria, empeiros yang berarti pengalaman. Dalam filsafat, istilah ini biasanya dipertentangkan dengan rasionalisme. Empirisme adalah doktrin atau pandangan yang menyatakan bahwa semua pengetahuan bersumber dari pengalaman. Semua ide-gagasan merupakan abstraksi dari pengalaman. Karena itu, semua pengetahuan secara langsung atau tidak diturunkan dari data indrawi (kecuali beberapa kebenaran logis dan matematis).
Emperisme menyatakan “neither geometry nor logic will tell you anything about the real world. There is no magical way of going beyond the limits of what we can see, hear, taste, smell and touch” (Robinson Dave & Bill Mayblin, 2004:15). Jadi, dalam pandangan kaum empiris, rasio dengan sendirinya tidak dapat memberi kita pengetahuan tentang realitas, tanpa merujuk pada pengalaman indrawi (karena  bahan yang diberikan indra merupakan bangunan dasar (fundasi) bagi seluruh ilmu pengetahuan).
Adapun ajaran-ajaran pokok empirisme tersebut dapat diringkas sebagai berikut:
1.      Empirisme meyakini bahwa sumber pengetahuan adalah pengalaman (Yunani: empeiria; Latin: experientia).
2.      Emperisme amat menekankan metode emperis-ekperimental.
3.      Emperisme menggunakan penalaran induktif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar